Part 7: Hal Aneh Menurut Gw tentang Belanda

Anjing

Disini lagi tren pelihara anjing, sampai-sampai harga anjing meningkat, dari ratusan ribu, hingga belasan juta, tergantung ras nya. Padahal tidak mudah lho pelihara anjing, dan kalau tidak dipelihara dengan baik bisa kena denda. Misalnya, kalau anjing mau buang kotoran di jalan. ya harus dibersihkan, kalau tidak, ketahuan pemerintah akan ditilang si yang punya karena merusak lingkungan. So pasti kena denda. Kalau orang yang punya takut kehilangan hewan peliharaannya, si hewan bisa diberi tanda pengenal dengan cara yang canggih, seperti chip komputer yang disisipkan ke tubuh hewan peliharaan tersebut. Nanti kalau hewannya hilang dan ditemukan pemerintah, bisa dipindai dan dikenal lewat komputer siapa pemiliknya.

Toilet anjing

Sehubungan dengan banyaknya anjing peliharaan, maka di jalanan disediakan toilet anjing. Bukan main-main lho, beneran toilet anjing yang bergambar anjing lagi pup. Toiletnya bukan toilet duduk seukuran toilet normal untuk orang. Ukuran toilet nya sekitar 30 x 50 x 100 cm. Tiang tingginya hanya lambang, sementara kotak tempat buang kotoran nya ada ditanam ke dalam tanah sekitar beberapa cm. Maksudnya, kalau anjing buang kotoran di jalanan, harap dibersihkan sama yang punya dan dibuang ke dalam tong khusus tersebut yang disebut toilet anjing. “lo kiraaa?”

Kota yang sepi

Anehnya, kota modern dan canggih ini terlihat sepi. Apa ini karena Summer atau karena orang banyakan di rumah ya? Jalan-jalan pada sepi. Sepertinya nggak ada yang bakal wara wiri haha hihi kalau nggak penting. Toko bukanya hanya sampai jam 5 sore. Hari libur tutup. Nah di hari Minggu, kota benar-benar terlihat seperti “abandoned city” kota yang ditinggalkan. banyak hantu kalee… Gw bersepeda hampir setiap hari dan hampir tidak bertemu manusia. Kalau bukan di pusat kota, di café, toko atau supermarket, manusia nya nggak bakalan ketemu seperti di jalanan Jakarta atau Padang.

Cuaca musim panas

Di musim panas, cuaca harusnya panas, bukan dingin. Menurut prakiraan cuaca, tertera 12 – 23 derjat celcius. Kok bisa? Itu kan tetep dingin… “betul”, itu juga pertanyaan gw. Makanya sebelum berangkat ke sini, gw sempat bingung dengan jenis baju apa yang gw bawa, daripada sia-sia tak terpakai nantinya. Ternyata disini, musim panas itu, sinar mataharinya yang terik, bisa bikin kita menguap kalau kita berada di dalam mobil tertutup tanpa angin. Tapi coba keluar rumah, anginnya begitu kencang dan hawanya dingin. Kalau dilihat dari dalam rumah sepertinya cuaca enak nih, pas keluar rumah… brrrr… dingin, seperti membuka pintu kulkas. Akhirnya harus pakai baju hangat, jaket, atau sweater. Rasanya lebih dingin dari daerah Bukittinggi atau Bandung yang daerah pegunungannya termasuk dingin plus anginnya kencang.

Siang di musim panas

Selama musim panas, dalam waktu 24 jam, gelapnya hanya enam sampai delapan jam. gw bangun jam 5 aja sudah terang banget, menjelang sore jam 6 masih terang banget, dan jam 10 malam barulah matahari mulai hilang. Jadi seru, siangnya lamaaaa banget, bisa jalan-jalan terus. Tapi sayang, nggak banyak yang bisa dikunjungi di sini 😦 hiks… hanya sapi dan peternakan.

Kebanyakan bundaran

Di jalan raya, sebuah persimpangan biasanya diatur oleh lampu merah. Kalau di Belanda, gw melihat banyak sekali persimpangan yang tengahnya bundaran. Dengan adanya bundaran ini, pemerintah tidak perlu memasang lampu merah. Bagi pengguna jalan raya yang akan berbelok, cukup mengitari bundaran saja. Menurut keterangan salah satu warganya ‘Geart Klooster’, ini adalah trik pemerintah untuk efisien dalam mengurangi lampu merah. Karena lampu merah juga menggunakan daya. Menurut komentar salah satu turis dari Indonesia ‘Caprivhia, di Belanda kebanyakan bundaran dan bikin pusing mau muntah si penumpang kalau setiap 500 m ketemu bundaran terus. Mau belok aja mumet.



depan apartemen
belakang apartemen
salah satu SD/ SMP di Leeuwarden


toilet anjing

>
toilet anjing