Part 22: The Legend of Cap van Elbaria Day 3: (good weather – bad mood)

Cuaca sudah bagus hari ini, tidak ada hujan deras dan sinar matahari sangat terasa di badan. Inilah harapan gw sedari kemaren supaya gw bisa ikutan berlaga di medan perang. Apalagi semalam ketika gw sudah terlelap, gw terbangun karena teriakan-teriakan pertarungan, teriakan sihir, teriakan kesakitan dan hentak kaki yang berlarian. Gw bangun keluar dari kantong tidur dan mengintip apa yang sedang terjadi. Ternyata jam 03.00 pagi mereka sedang bertarung. Hmm… gw agak iri karena tidak bisa ikutan.

Hari ini maksud hati ikut main dan bertarung, tapi lagi-lagi gw tersandung dengan ketidaktahuan apa yang sedang terjadi. Bluhh… mengesalkan. Kalau bukan karena makanannya yang enak dan pelayanannya yang memuaskan, mungkin gw sudah hengkang dari sini. Tapi gw amat mendukung Geart, jadi gw biarkan Herr Raplh bertarung untuk terakhir kalinya hari ini demi membela kerajaannya.

Makanan dan Minuman

Selama gw di camp Elbaria, gw merasa makanan mereka amat lezat. Sebelum berangkat, Geart mengkhawatirkan gw akan tidak suka makanannya termasuk jenis makanan tidak halalnya. Sebagai antisipasi, gw membawa selusin jenis mie-cup, tempe, minyak goreng dan sambal ABC. Tapi apa yang terjadi di sini terbalik dengan prediksi. Makanannya enak, dan selalu ada makanan layak untuk gw konsumsi. Pagi hari mereka menyediakan roti lengkap dengan empat macam selai, plus ceres, mentega, dan keju. sedangkan minuman yang disediakan yakni kopi, teh, susu murni dan jus. Untuk makan siang kadang kala ada roti lapis ham, lapis keju, lapis daging, atau kadang pancake. Sedangkan untuk makan malam biasanya pasta dengan daging giling, soto mie dengan segala daging yang hmmm… nggak mungkin gw dapat di Indonesia, apa perlu gw jelaskan? isinya diambil sendiri berupa; mie telur, daging sapi, daging ayam, filet ikan, jamur, kacang polong, kacang A, kacang B dan kacang C serba sayuran gw nggak tahu namanya, plus kuahnya yang lezaatttt… nggak bisa disandingkan dengan tempe. Disamping itu, makanan gw dan Geart selalu spesial, misalnya pasta dengan daging vegetarian karena gw nggak makan daging babi giling. Pancake yang disiapkan lebih dulu untuk gw dan Geart karena gw nggak mungkin makan pancake setelah mereka menambahkan daging babi untuk yang lain di penggorengan yang sama. Begitu dah…, gw dan Geart selalu menjadi spesial karena mereka sangat menghormati dan memberi toleransi pilihan hidup orang lain.

Herr Raphl

Herr Raphl adalah orang penting di Elbaria. Herr Raphl juga salah satu ksatria kepercayaan sang raja. Herr Raphl harus bertarung dengan monster yang membunuh para penduduk Elbaria. Beberapa karakter telah mati dan beberapa karakter lain menjadi gila. Gw melihat ada yang sampai guling-gulingan mandi di lumpur beneran. hiii… Menjelang malam Herr Raphl sudah bertarung melawan sang monster terkuat, sayangnya dia kalah dan kehilangan banyak poin. Akhirnya Herr Raphl terjerembab ke tanah di depan tatapan mata gw dan gw tidak bisa berbuat apa-apa. “Apakah Herr Raphl ku wafat di medan perang?”

Kejujuran

Hal penting yang bisa gw bagi tentang permainan ini adalah kejujuran pada diri sendiri. Masing-masing pemain memiliki poin dan ketahanan yang berbeda. Mereka akan menghitung sendiri berapa kali kena pukulan dan akan merasa kesakitan dengan sendirinya. Kalau merasa poinnya habis, dia harus mengaku kalah. Kalau tidak mengakui kekuatan dan tidak jujur pada diri sendiri, maka bermain di permainan ini akan sia-sia. Ada yang diam-diam diculik dan matanya dicongkel di event tahun lalu, dengan jujur di event ini dia menutup kedua matanya dan berakting dalam keadaan buta. Mungkinkah kita bisa melakukan ini? gw??? Nggak. Bukan masalah kejujuran nya, gw malas pura-pura terseok-seok di lantai kalau nggak ada yang nonton. Capek. Mending tidurr… zzzzz… itulah sebabnya tidak ada yang bisa gw ceritakan tentang karakter gw. gw sudah resign karena kedinginan dan kebosanan. Sayangnya lagi, gw tidak boleh mengambil foto untuk publikasi. bikin gw tambah bete.

 

Herr Raphl yang lagi niruin power ranger “legend of cap’s style”

Part 21: The Legend of Cap van Elbaria (Day 2: get crazy)

Helloww… I am almost crazy here, crazy becouse of bad weather and crazy of wierd situation. Can anybody help?

Cuaca Buruk

Cuaca di Dronten tempat Shooting Elbaria saat ini masih hujan, angin kencang dan benar-benar dingin. Cieee…shooting euy. Seperti lagi main pelem. Yea…, semua orang bermain dengan kostumnya dan ada tim EO yang mengambil foto dan video dibalik layar, tapi tidak untuk publikasi. Kostum petarung yang gw siapkan tidak cukup menahan angin nan dingin menusuk hingga tulang-tulang gw berteriak kedinginan. Geart bilang cuaca seperti ini baru pertama kali dalam hidupnya. Bukannya karena tidak pernah terjadi hujan dan angin dingin, tapi karena ini summer alias musim panas. Harusnya ini hari terbaik gw untuk berlibur. Situasi seperti ini hanya ada ada di winter (musim dingin). Namun musim dingin memang akan segera tiba setelah musim panas ini. Tapi sepertinya mereka ingin menyapa gw lebih dekat, memperkenalkan hawanya yang menakutkan, menampar pipi gw hingga memerah, dan memukul hidung gw hingga tak bernapas. bluhh…

Dronten

Sebelum berangkat ke Dronten, kita sudah memperhatikan prakiraan cuaca dan menyidik lokasi lewat google map. Oh, ternyata Dronten jauh sangat dari Drachten. Gw pikir gw akan ke Drachten yang berjarak 40 menit dari Leeuwarden, namun ternyata gw baru tahu kalau Dronten itu bukan Drachten dalam bahasa Friesian. Dronten adalah wilayah baru yang berasal dari laut lepas dan dijadikan tanah oleh Belanda untuk memperluas kerajaan mereka. dan jaraknya 2.5 jam dengan mobil dari Leeuwarden. Luar biasa ya… Great effort. Perjalanan pun menyebrangi sebuah jembatan panjang penghubung daratan di atas laut. Wow… amazing. Ayo cari Wikipedia. Apa itu? Makanya di hutan ini dingin banget dan angin kencang berhembus dari arah laut.
Hutan yang disebut orang Indonesia berbeda makna dengan hutan yang dimaksud orang Belanda. Kalau dalam bahasa Inggris, hutan ini ‘wood’ bukan ‘forest’. Wood isinya pohon semua, ada yang ditanam rapi, ada juga yang sudah begitu adanya dan tidak ada binatang liar nya, tidak menakutkan dan pas untuk game. Satu lagi… sudah dua hari gw nggak nemu siput mangkal di tanah ini semacam yang ada di kampung gw di Pariaman.

The Cap is in flue

Yayayayaya… rhinitis gw berat. Gara-gara sok yakin dengan keadaan kemaren-kemaren bahwa selama di Belanda keajaiban terjadi. Gw tidak pernah kena flu dan tidak terserang rhinitis. Di sini tidak ada debu, dan tidak pakai AC. Walaupun anginnya dingin, gw tidak terserang flu berat. Flu hanya bertahan beberapa jam karena gampang sekali mengembalikan kesehatan di sini. Makanan di sini terbaik, minuman di sini terbaik dan sehat. Air di sini bersih dan bisa langsung di minum dari kran tempat cuci piring. Air hangat untuk cuci tangan dan mandi selalu tersedia. Keajaiban itu terjadi karena kebersihan.
Ayo mulailah jaga kebersihan. titik.

What am i talking about? Let’s get back to work.

Gw masih di tenda cuyy… barusan tidur habis minum obat. Zzzzz…
Baru bangun setelah tidur empat jam dan langsung makan malam dengan peserta lain. Setelah makan, gw berbasa basi sebentar dan kembali ke tenda. Damn it, I have no clue what to do! Semua orang sudah berniat baik menanyakan keadaan gw; ‘apakah gw bosan?’ Nee… Ik heb prima.
gw intip sana sini, masuk ke bar, ke istana, ke medan perang, dan bla bla bla… ke tenda. Time to sleep and sorry to dissapoint you.

Dronten sekitar camp:

Part 7: Hal Aneh Menurut Gw tentang Belanda

Anjing

Disini lagi tren pelihara anjing, sampai-sampai harga anjing meningkat, dari ratusan ribu, hingga belasan juta, tergantung ras nya. Padahal tidak mudah lho pelihara anjing, dan kalau tidak dipelihara dengan baik bisa kena denda. Misalnya, kalau anjing mau buang kotoran di jalan. ya harus dibersihkan, kalau tidak, ketahuan pemerintah akan ditilang si yang punya karena merusak lingkungan. So pasti kena denda. Kalau orang yang punya takut kehilangan hewan peliharaannya, si hewan bisa diberi tanda pengenal dengan cara yang canggih, seperti chip komputer yang disisipkan ke tubuh hewan peliharaan tersebut. Nanti kalau hewannya hilang dan ditemukan pemerintah, bisa dipindai dan dikenal lewat komputer siapa pemiliknya.

Toilet anjing

Sehubungan dengan banyaknya anjing peliharaan, maka di jalanan disediakan toilet anjing. Bukan main-main lho, beneran toilet anjing yang bergambar anjing lagi pup. Toiletnya bukan toilet duduk seukuran toilet normal untuk orang. Ukuran toilet nya sekitar 30 x 50 x 100 cm. Tiang tingginya hanya lambang, sementara kotak tempat buang kotoran nya ada ditanam ke dalam tanah sekitar beberapa cm. Maksudnya, kalau anjing buang kotoran di jalanan, harap dibersihkan sama yang punya dan dibuang ke dalam tong khusus tersebut yang disebut toilet anjing. “lo kiraaa?”

Kota yang sepi

Anehnya, kota modern dan canggih ini terlihat sepi. Apa ini karena Summer atau karena orang banyakan di rumah ya? Jalan-jalan pada sepi. Sepertinya nggak ada yang bakal wara wiri haha hihi kalau nggak penting. Toko bukanya hanya sampai jam 5 sore. Hari libur tutup. Nah di hari Minggu, kota benar-benar terlihat seperti “abandoned city” kota yang ditinggalkan. banyak hantu kalee… Gw bersepeda hampir setiap hari dan hampir tidak bertemu manusia. Kalau bukan di pusat kota, di café, toko atau supermarket, manusia nya nggak bakalan ketemu seperti di jalanan Jakarta atau Padang.

Cuaca musim panas

Di musim panas, cuaca harusnya panas, bukan dingin. Menurut prakiraan cuaca, tertera 12 – 23 derjat celcius. Kok bisa? Itu kan tetep dingin… “betul”, itu juga pertanyaan gw. Makanya sebelum berangkat ke sini, gw sempat bingung dengan jenis baju apa yang gw bawa, daripada sia-sia tak terpakai nantinya. Ternyata disini, musim panas itu, sinar mataharinya yang terik, bisa bikin kita menguap kalau kita berada di dalam mobil tertutup tanpa angin. Tapi coba keluar rumah, anginnya begitu kencang dan hawanya dingin. Kalau dilihat dari dalam rumah sepertinya cuaca enak nih, pas keluar rumah… brrrr… dingin, seperti membuka pintu kulkas. Akhirnya harus pakai baju hangat, jaket, atau sweater. Rasanya lebih dingin dari daerah Bukittinggi atau Bandung yang daerah pegunungannya termasuk dingin plus anginnya kencang.

Siang di musim panas

Selama musim panas, dalam waktu 24 jam, gelapnya hanya enam sampai delapan jam. gw bangun jam 5 aja sudah terang banget, menjelang sore jam 6 masih terang banget, dan jam 10 malam barulah matahari mulai hilang. Jadi seru, siangnya lamaaaa banget, bisa jalan-jalan terus. Tapi sayang, nggak banyak yang bisa dikunjungi di sini 😦 hiks… hanya sapi dan peternakan.

Kebanyakan bundaran

Di jalan raya, sebuah persimpangan biasanya diatur oleh lampu merah. Kalau di Belanda, gw melihat banyak sekali persimpangan yang tengahnya bundaran. Dengan adanya bundaran ini, pemerintah tidak perlu memasang lampu merah. Bagi pengguna jalan raya yang akan berbelok, cukup mengitari bundaran saja. Menurut keterangan salah satu warganya ‘Geart Klooster’, ini adalah trik pemerintah untuk efisien dalam mengurangi lampu merah. Karena lampu merah juga menggunakan daya. Menurut komentar salah satu turis dari Indonesia ‘Caprivhia, di Belanda kebanyakan bundaran dan bikin pusing mau muntah si penumpang kalau setiap 500 m ketemu bundaran terus. Mau belok aja mumet.



depan apartemen
belakang apartemen
salah satu SD/ SMP di Leeuwarden


toilet anjing

>
toilet anjing